Papua
adalah bagian dari Indonesia yang sangat kaya akan sumber daya alamnya, oleh
karena itu Papua sering disebut "Mutiara dari timur Indonesia". Tanah Papua yang begitu indah
membuatnya sering menjadi tujuan para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Selain keindahannya, papua juga mempunyai beberapa hal unik yang sangat menarik
untuk dibahas.
1.
Tradisi Bakar Batu
Tradisi Bakar Batu
merupakan salah satu tradisi penting di Papua yang berupa ritual memasak
bersama-sama warga 1 kampung yang bertujuan untuk bersyukur, bersilaturahim
(mengumpulkan sanak saudara dan kerabat, menyambut kebahagiaan (kelahiran,
perkawinan adat, penobatan kepala suku), atau untuk mengumpulkan prajurit untuk
berperang. Tradisi Bakar Batu umumnya dilakukan oleh suku pedalaman/pegunungan,
seperti di Lembah Baliem, Paniai, Nabire, Pegunungan Tengah, Pegunungan
Bintang, Jayawijaya, Dekai, Yahukimo dll.
Disebut Bakar Batu karena
benar-benar batu dibakar hingga panas membara, kemudian ditumpuk di atas
makanan yang akan dimasak. Namun di masing-masing tempat/suku, disebut dengan
berbagai nama, misalnya Gapiia (Paniai), Kit Oba Isogoa (Wamena), atau Barapen
(Jayawijaya).
2. Tradisi potong jari (suku
dani)
Banyak
cara untuk menunjukan rasa berduka cita karena ditinggalkan anggota keluarga
tercinta yang meninggal dunia. Namun, suku dani yang mendiami pada wilayah
lembah Bailem, Papua mempunyai tradisi unik dalam menunjukan rasa duka cita
terhadap anggota keluarganya sendiri, yaitu dengan cara memotong jari mereka
sebagai tanda kesetiaan.
Suku
dani percaya bahwa orang yang sudah mati masih mempunyai hubungan dengan
manusia yang hidup. Supaya hubungan tersebut seimbang, maka keluarga yang
ditinggal mati harus menyerahkan sebagian rohnya kepada orang yang meninggal
dan jari merekalah yang akan menjadi korban. Tradisi ini biasanya dilakukan
oleh para wanita suku dani pada saat suami mereka meninggal. Pada tradisi ini
yang akan memotong jarinya adalah ayah atau saudara terdekat dari sang suami.
Tradisi
ini juga berlaku kepada bayi perempuan yang sudah ditinggal mati ayahnya atau
ditinggal pergi jauh selama 40 hari.
Kini
pemerintah Papua sudah melarang tradisi ini karena dengan adanya tradisi ini
tingkat kematian bayi yang berada di papua sangat tinggi. Tradisi potong jari
dianggap sangat tidak manusiawi.
3. Tradisi Ararem Suku Biak
Tradisi
ararem adalah tradisi mengantar mas kawin dari seorang calon mempelai pria
kepada calon mempelai wanita dalam adat Suku Biak, Papua.
Menurut
bahasa Biak “Ararem” berarti mas kawin, dalam prosesi ini mas kawin akan
diantarkan dengan cara arak – arakan berjalan kaki sambil bernyanyi dan menari
dengan diiringi musik. Besarnya mas kawin akan ditentukan oleh keluarga dari
pihak mempelai wanita, sementara waktu penyerahannya akan disepakati dari keluarga
kedua mempelai wanita dan pria.
4. Tradisi tato Suku Moi
Tradisi Tato merupakan salah satu tradisi adat khas Papua Barat. Tradisi
merajah tubuh ini telah berjalan turun temurun. Beberapa suku yang biasanya
menghiasi tubuhnya dengan tato adalah suku Moi dan Meyakh di daerah Papua
Barat. Motif tato yang dibubuhkan pada tubuh suku-suku di Papua memiliki
perbedaan dan ciri tertentu.
Umumnya tato tersebut memiliki motif geometris atau garis-garis melingkar
serta titik-titik berbentuk segitiga kerucut, atau tridiagonal yang dibariskan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tato di Papua pun memiliki
keunikan, diantaranya adalah menggunakan duri pohon sagu atau tulang ikan, dan
mencelupkannya kedalam campuran arang halus dan getah pohon langsat.
Suku
Moi adalah orang-orang yang mendiami daerah di Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Bahkan menurut para pakar budaya menyebutkan bahwa seni rajah yang dimiliki
Suku Moi ini dimulai sejak zaman Neolitikum. Sayangnya, sekarang ini sudah
banyak generasi muda Suku Moi yang tidak menggunakan seni rajah tubuh ini di
badan mereka karena tradisi ini sudah dianggap kuno dan masuknya modernisasi di
daerah tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar