Minggu, 11 Maret 2018

Puisi "Terimakasih Kakak"




Kakak....
Engkau adalah ayahku karena pengorbananmu
Engkau adalah temanku disaat ku kesepian
Engkau adalah ibuku disaat ku butuh kasih sayang
Engkau adalah sahabatku yang selalu disampingku

Kakak....
Kau rela terjaga di tengah malam...
Hanya demi tugas adik kecilmu ini
Kau selalu mengerti apa yang ku mau
Kau senantiasa tersenyum walau ku salah padamu

Kakak....
Kau adalah sang matahari yang selalu menyinari hariku
Kau adalah cahaya yang menuntun langkahku
Kau adalah alasanku untuk selalu semangat belajar
Kau adalah alasanku membuat puisi ini

Kakak....
Sekarang adik kecilmu sudah besar dan menggapai cita – citanya
Aku berjanji akan membalas pengorbananmu meskipun kau tak pinta
Aku akan mengingat semua kenanganmu di dalam diri ini

Kakak....
Terimakasih atas cinta kasihmu
Terimakasih atas segala pelajaran kehidupan yang kau beri
Terimakasih, karena mu hidupku terus tersenyum
Terimakasih atas segala – galanya

Semoga Allah membalas kebaikanmu
Semoga Allah mencium mu di Surga-nya kelak

Jumat, 09 Maret 2018

Mutiara dari tanah indah nan asri timur Indonesia




Papua adalah bagian dari Indonesia yang sangat kaya akan sumber daya alamnya, oleh karena itu Papua sering disebut "Mutiara dari timur Indonesia". Tanah Papua yang begitu indah membuatnya sering menjadi tujuan para wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain keindahannya, papua juga mempunyai beberapa hal unik yang sangat menarik untuk dibahas.


1.      Tradisi Bakar Batu

Tradisi Bakar Batu merupakan salah satu tradisi penting di Papua yang berupa ritual memasak bersama-sama warga 1 kampung yang bertujuan untuk bersyukur, bersilaturahim (mengumpulkan sanak saudara dan kerabat, menyambut kebahagiaan (kelahiran, perkawinan adat, penobatan kepala suku), atau untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang. Tradisi Bakar Batu umumnya dilakukan oleh suku pedalaman/pegunungan, seperti di Lembah Baliem, Paniai, Nabire, Pegunungan Tengah, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Dekai, Yahukimo dll.



Disebut Bakar Batu karena benar-benar batu dibakar hingga panas membara, kemudian ditumpuk di atas makanan yang akan dimasak. Namun di masing-masing tempat/suku, disebut dengan berbagai nama, misalnya Gapiia (Paniai), Kit Oba Isogoa (Wamena), atau Barapen (Jayawijaya).

2.      Tradisi potong jari (suku dani)

Banyak cara untuk menunjukan rasa berduka cita karena ditinggalkan anggota keluarga tercinta yang meninggal dunia. Namun, suku dani yang mendiami pada wilayah lembah Bailem, Papua mempunyai tradisi unik dalam menunjukan rasa duka cita terhadap anggota keluarganya sendiri, yaitu dengan cara memotong jari mereka sebagai tanda kesetiaan.



Suku dani percaya bahwa orang yang sudah mati masih mempunyai hubungan dengan manusia yang hidup. Supaya hubungan tersebut seimbang, maka keluarga yang ditinggal mati harus menyerahkan sebagian rohnya kepada orang yang meninggal dan jari merekalah yang akan menjadi korban. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh para wanita suku dani pada saat suami mereka meninggal. Pada tradisi ini yang akan memotong jarinya adalah ayah atau saudara terdekat dari sang suami.
Tradisi ini juga berlaku kepada bayi perempuan yang sudah ditinggal mati ayahnya atau ditinggal pergi jauh selama 40 hari.
Kini pemerintah Papua sudah melarang tradisi ini karena dengan adanya tradisi ini tingkat kematian bayi yang berada di papua sangat tinggi. Tradisi potong jari dianggap sangat tidak manusiawi.

3.      Tradisi Ararem Suku Biak

Tradisi ararem adalah tradisi mengantar mas kawin dari seorang calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita dalam adat Suku Biak, Papua.



Menurut bahasa Biak “Ararem” berarti mas kawin, dalam prosesi ini mas kawin akan diantarkan dengan cara arak – arakan berjalan kaki sambil bernyanyi dan menari dengan diiringi musik. Besarnya mas kawin akan ditentukan oleh keluarga dari pihak mempelai wanita, sementara waktu penyerahannya akan disepakati dari keluarga kedua mempelai wanita dan pria. 

4.      Tradisi tato Suku Moi

Tradisi Tato merupakan salah satu tradisi adat khas Papua Barat. Tradisi merajah tubuh ini telah berjalan turun temurun. Beberapa suku yang biasanya menghiasi tubuhnya dengan tato adalah suku Moi dan Meyakh di daerah Papua Barat. Motif tato yang dibubuhkan pada tubuh suku-suku di Papua memiliki perbedaan dan ciri tertentu.


Umumnya tato tersebut memiliki motif geometris atau garis-garis melingkar serta titik-titik berbentuk segitiga kerucut, atau tridiagonal yang dibariskan. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tato di Papua pun memiliki keunikan, diantaranya adalah menggunakan duri pohon sagu atau tulang ikan, dan mencelupkannya kedalam campuran arang halus dan getah pohon langsat. 
Suku Moi adalah orang-orang yang mendiami daerah di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Bahkan menurut para pakar budaya menyebutkan bahwa seni rajah yang dimiliki Suku Moi ini dimulai sejak zaman Neolitikum. Sayangnya, sekarang ini sudah banyak generasi muda Suku Moi yang tidak menggunakan seni rajah tubuh ini di badan mereka karena tradisi ini sudah dianggap kuno dan masuknya modernisasi di daerah tersebut.